RESENSI NOVEL KOMET


Identitas Buku

Judul Buku : Komet
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 28 Mei 2018
Jumlah Halaman : 384 hlm
ISBN : 9786020385938

SINOPSIS

"Setelah “musuh besar” kami lolos, dunia paralel dalam situasi genting. Hanya soal waktu, pertempuran besar akan terjadi. Bagaimana jika ribuan petarung yang bisa menghilang, mengeluarkan petir, termasuk teknologi maju lainnya muncul di permukaan bumi?. Tidak ada yang bisa membayangkan kekacauan yang akan terjadi. Situasi menjadi lebih rumit lagi saat ali, pada detik terakhir, melompat ke portal menuju komet. Kami bertiga tersesat di klan asing untuk mencari pusaka yang paling hebat di dunia paralel."

Buku ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja. Buku ini juga berkisah tentang persahabatan yang mengharukan, pengorbanan yang tulus, keberanian, dan selalu berbuat baik. Karena sejatinya, itulah kekuatan terbesar di dunia paralel.
Raib, Seli, dan Ali adalah sahabat yang telah banyak menjelajahi dunia paralel. Petualanganya kali ini menuju dan mencari klan komet sebelum si Tanpa Mahkota menemukannya.

Pada petualangan sebelumnya mereka telah berhasil menggagalkan rencana Sekretaris Dewan Kota yang akan meruntuhkan pasak bumi untuk menghancurkan klan permukaan. Mereka memang berhasil mengagalkan rencana tersebut, namun di waktu yang bersamaan, mereka telah melepaskan si Tanpa Mahkota, ancaman terbesar bagi dunia paralel. Itulah mengapa mereka harus lebih dulu menemukan klan komet sebelum Si Tanpa Mahkota.

Karna terbebasnya Si Tanpa Mahkota dari penjara bayangan dibawah bayangan Para Petinggi Klan Bulan, Matahari, dan Bintang pun berkumpul, ditambah Raib, Seli, dan Ali. Mereka bertemu di Klan Matahari, saat penutupan Festival Bunga Matahari. Festival itu pun sampai pada detik detik yang menegangkan. Bunga matahari pertama kali mekar akan segera di temukan.

Bersamaan dengan ditemukannya bunga matahari yang pertama kali mekar, ternyata disanalah Si Tanpa Mahkota muncul, di tengah-tengah festival, saat bunga matahari akan mekar pertama kali. Dia memanfaatkan momen tersebut untuk membuka portal ke klan Komet. Peperangan pun pecah untuk menghadang Si Tanpa Mahkota agar tidak mendekat ke bunga matahari tetapi mereka kalah kuat. Si Tanpa Mahkota berhasil membuka portal ke Klan Komet. Sebelum portal itu tertutup, Ali loncat memasuki portal, mengikuti Si Tanpa Mahkota, disusul kemudian Seli dan Raib.

Saat itulah petualangan mereka di mulai. Petualangan tanpa kekuatan benda-benda canggih seperti pada klan-klan sebelumnya. Kehidupan di klan komet sangat lah sederhana. Mereka hanya harus melewati setiap rintangan dan ujian dengan kesabaran dan ketulusan hati. Saat mereka keluar dari portal, mereka terdampar di pulau hari senin. Iya, pada klan komet, mereka harus mengarungi lautan dan melewati setiap rintangan di setiap pulau. Pulau-pulau itu di beri nama dengan nama hari, mulai dari pulau hari senin sampai pulau hari minggu.

Di pulau hari senin mereka bertemu dengan Paman Kay dan Bibi Nay setelah melewati rintangan pertama. Mereka juga bertemu dengan Max saat menuju pulau hari senin. Mereka menolong Max yang kapalnya di bakar oleh perompak, setelah Max berhasil mereka selamatkan jadilah max teman baru mereka yang menemani mereka mengarungi dan menaklukkan lautan.

Rintangan dan ujian silih berganti menghampiri mereka. Hidup bagai roda yang terus berputar, kadang di bawah dan kadang diatas. Terus berputar tanpa jeda. Terkadang mereka tidur di tempat yang nyenyak kadang juga mereka harus tidur sambil terduduk. Terkadang mereka mendapatkan banyak makanan kadang mereka harus menahan lapar. Mereka harus melewati itu semua dengan sabar dan ikhlas untuk sampai di pulau yang memiliki tumbuhan aneh tersebut untuk menyelamatkan dunia paralel dari Si Tanpa Mahkota.

Sampai akhirnya mereka berhasil melawati berbagai ujian yang menghadang mereka di setiap pulau. Namun apa yang terjadi, ternyata Max adalah penghianat. Dia menghianati Raib, Seli dan Ali. Dan siapa yang bisa mengira bahwa Max adalah Si Tanpa Mahkota yang menyamar. Tanpa Mahkota tak dapat menemukan pulau itu tanpa Raib, Seli dan Ali. Karena pulau itu hanya bisa di temukan oleh orang - orang yang memiliki kejujuran, keikhlasan, kesabaran, ketulusan dan kebaikan hati yang suci.

KELEBIHAN

Novel ini menceritakan petualangan baru yang sedikit berbeda, tidak ada kecanggihan teknologi yang bisa digunakan dalam petualangan kali ini Raib, Seli dan Ali hanya harus menggunakan kebajikan yang mereka punya untuk melewati berbagai rintangan. Ditambah dengan kehadiran paman kay yang memiliki karakter yang berbeda beda disetiap pulau dan kehadiran sosok max yang tak lain adalah si Tanpa Mahkota menambah keseruan novel ini, penulis sengaja membuat max sebagai pria biasa yang baik dan dapat bergabung dalam tim. Penulis sangat cerdas karena membuat semua tokoh yang berperan dalam cerita novel ini memiliki karakter yang kuat.

*Quotes yang paling saya sukai*

"Di dunia ini ada banyak hal yang kita lihat tapi seperti tidak terlihat. Ada banyak yang kita kenal, tapi tidak seperti yang kita kenal. Aku bisa saja membantu kalian menyingkap rahasia, topeng, kebohongan di ruangan ini misalnya, tapi membiarkan kalian memahaminya secara langsung akan lebih bijak. Aku juga bisa saja menghentikan banyak kerusakan di dunia sekarang juga, tapi membiarkan kalian belajar, tumbuh dengan hati yang jernih, akan lebih banyak membawa kebaikan bagi dunia paralel. Berangkatlah !!!” (Komet : 365)



RESENSI NOVEL KOMET MINOR


Identitas Buku

Judul Buku : Komet Minor
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 11 Maret 2019
Jumlah Halaman : 376 hlm
ISBN : 9786020623399

SINOPSIS

"Pertarungan melawan si Tanpa Mahkota akan berakhir disini. Siapapun yang menang, semua berakhir disini, di klan komet minor, tempat aliansi para pemburu pernah dibentuk, dan pusaka hebat pernah diciptakan.
Dalam saga terakhir melawan si Tanpa Mahkota, aku, seli dan ali menemukan teman seperjalanan yang hebat. Bersama sama kami melewati berbagai rintangan, memahami banyak hal, berlatih teknik baru, dan bertarung bersama sama.
Inilah kisah kami. Tentang persahabatan sejati. Tentang pengorbanan. Tentang ambisi. Tentang memaafkan. Namaku Raib, dan aku bisa menghilang."

Buku ini merupakan kelanjutan kisah dari buku sebelumnya yaitu Komet, dimana ending-nya saat itu berupa penghiatan oleh Max alias Si Tanpa Mahkota yang mengkhianati kebaikan tiga remaja petarung yang berasal dari klan berbeda: Raib (Klan Bumi), Seli (Klan Matahari), dan Ali (Klan Bumi).

Dalam buku Komet Minor, saat tak ada lagi harapan bagi Raib, Seli dan Ali ketika di perahu mereka diikat dengan jaring perak. Ali si genius, dengan caranya yang mengagumkan, berhasil menjatuhkan sebuah cermin kecil yang terbuat dari berlian. Berkat alat itu, ada yang melakukan teleportasi lewat portal cermin. Maka munculah BATOZAR sang pengintai.

Pertemuan di perahu tersebut hanya sebentar, kemudian mereka berempat mendarat di Pulau Hari Minggu, dan HAPP! Ikan raksasa menelan mereka bersama Si Tanpa Mahkota. Ikan tersebut merupakan portal untuk membuka pintu mereka menuju Klan Komet Minor.

Di Komet Minor kehadiran Batozar membuat ketiga remaja tersebut semakin kuat dan tangguh karena mereka seakan punya kawan sekaligus guru yang bisa melatih kemampuan mereka hingga berkembang dengan pesat. Selama ini mereka bertiga hanya belajar otodidak, kali ini mereka memiliki teman perjalanan sang pengintai hebat yang akan menemani mereka hingga pertarungan dengan Si Tanpa Mahkota usai.

Saat Raib, Seli, Ali dan Batozar berada di sebuah kota mereka bertemu dengan dua orang baru yang berbaik hati pada mereka, Kakak beradik bernama ST4R, dan SP4RK yang sedang mencari Ratu Calista di Komet Minor.

Di dunia paralel yang satu ini banyak sekali perjuangan yang mengharuskan nyawa sebagai jaminannya dari saat seli terkena racun cacing pasak yang tidak mudah disembuhkan oleh sarung tangan raib, berjuang melawan kadal kadal raksasa yang tiada henti memberikan serangan sampai harus berpikir keras untuk memasuki menara yang sulit untuk ditembus.

KELEBIHAN

Buku ini dapat mengajari kita banyak hal bahwa sehebat apa pun kekuatan kejahatan yang tak ada tandingannya, selalu saja bisa dikalahkan dengan kebajikan.Sebesar apa pun ambisi jahat, pada akhirnya tetap saja akan kalah. Persahabatan itu selalu indah dan menyenangkan. Lihatlah Raib, Seli, dan Ali, apapun rintangannya dan seberat apa pun ujian yang mereka hadapi, mereka selalu bisa menghadapinya dengan santai dan menyelesaikan dengan damai, kekompakan mereka dalam menjaga persahabatan, serta ketulusan mereka dalam berkawan membuat mereka saling memahami dan mengerti satu dengan yang lain. Tere liye memang sosok penulis yang sangat berkarakter sehingga hal tersebut sangat tampak dari gaya tulisan yang disajikan pada novel Komet Minor. Gaya penulisan yang begitu khas dan menarik sudah sangat mengakar pada semua karya Tere Liye. novel ini juga menceritakan hanya dengan memaafkanlah maka kisah si Tanpa Mahkota akan berakhir dengan awasome, dan tak perlu mengulangi sejarah yang sama seperti para pendahulunya.

*Quotes yang paling saya sukai*

“ Apa itu definisi Keluarga? Apakah yang sibuk dengan kehidupan keseharian? Sibuk berkomentar banyak hal? Sibuk membicarakan banyak hal? Sibuk mengurusi kehidupan keluarga artis, para pesohor? sibuk sekali menyimak berita berita gosip seolah mereka keluarga kalian, padahal bukan. Aku tidak tahu. Aku memilih untuk menjalaninya. Mengusir rasa takut kehilangan. Mengusir rasa takut pulang, takut menyingkap semua masa lalu, atau mengusir rasa takut jika esok lusa kekecewaan akan datang. Mengusir semuanya, lantas memeluknya dengan erat. Maka hari ini, inilah keluargaku. Aku menjalaninya, tidak pernah pusing apa definisinya. Itulah keluarga menurutku."(Komet Minor : 283)



RESENSI NOVEL CEROS DAN BATOZAR



Identitas Buku

Judul Buku : Ceros dan Batozar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 28 Mei 2018
Jumlah Halaman : 376 hlm
ISBN : 9786020385914

SINOPSIS

"Awalnya kami hanya mengikuti karyawisata biasa seperti murid murid sekolah lain. Hingga ali dengan kegeniusan dan keisengannya, memutuskan menyelidiki sebuah ruang kuno. Kami tiba dibagian dunia pararel lainnya, menemui petarung kuat, mendapat kekuatan baru sertateknik teknik menakjubkan. Dunia pararel ternyata sangat luas, dengan begitu banyak orang hebat didalamnya. Kisah ini tentang petualangan tiga sahabat. Raib bisa menghilang. Seli bisa mengeluarkan petir. Dan Ali bisa melakukan apa saja."

Awalnya Raib, Seli dan Ali mengikuti karyawisata ke sebuah situs kuno yang usianya sudah lebih dari dua ribu tahun. Seperti siswa-siswa lainnya, mereka berkeliling mengenal sejarah bangunan kuno tersebut, sampai radar dari sensor dunia paralel milik Ali mendeteksi adanya sinyal berkekuatan tinggi mencapai skala 10 yang mampu menyaingi skala Tamus ataupun Robot Z.

Dengan benda canggih buatan Ali, yang di beri nama SupeRaib mereka menemukan sesuatu yang menakjubkan sebuah bangunan kuno yang letaknya persis lima puluh kilometer di bawah situs bangunan kuno.

Ditengah rasa penasaran, mereka menelusuri bangunan kuno tersebut, tanpa di sangka di bawah kedalaman 1.200 meter di atas permukaan laut, terdapat lorong dengan patung dua manusia berkepala badak dengan tongkat perak di kedua tangannya menyambut mereka.

Awalnya, semuanya berjalan lancar, bangunan kuno di dasar perut bumi itu memiliki pemadangan yang menakjubkan, hingga setelah matahari terbenam, mereka di serang oleh manusia monster berkepala badak dengan tongkat peraknya yang berkilauan. ILY versi 5 dengan berbagai fitur canggih yang telah Ali berikan, bahkan tak mampu untuk melawan kekuatan kedua manusia monster badak tersebut.

Kedua manusia berkepala badak tersebut, bahkan menguasai semua teknik bertarung dunia paralel seperti, teleportasi, pukulan berdentum, teknik kinetik, sambaran petir, bahkan teknik-teknik yang belum mampu mereka kuasai.

Di tengah serangan yang tidak ada habisnya, dan mereka telah kehilangan cara untuk melawan, matahari dari ujung ruangan pun terbit. Seketika, dua manusia berkepala badak itu menghilang, digantikan dengan dua lelaki kembar yang menolong mereka. Ngglanggeran dan Nggalanggeram, mereka berasal dari klan Aldebaran bintang yang paling terang dari konstelasi Taurus, salah satu bintang dalam Tata Surya. Ngglenggaran dan Ngglenggaram menjelaskan tentang monster yang menyerang mereka malam tadi, kedua lelaki kembar itu menyebut manusia berkepala badak itu dengan Ceros.

Dalam cerita mereka pula, Ngglenggaran dan Nggalenggaram menceritakan ekspedisi antar klan yang terjadi 40 ribu tahun yang lalu, yang akhirnya membuatnya terjebak ribuan tahun lamanya di dalam bangunan kuno yang bernama Bor-O-Bdur bersama dengan Ceros. Ngglanggeran dan Ngglenggaram juga mengatakan bahwa tidak ada jalan keluar dari ruangan ini, ruangan ini telah di selimuti oleh tameng yang berguna untuk menghalangi agar Ceros tidak keluar dari perut bumi dan merusak permukaan bumi. Hanya ada satu cara untuk dapat keluar dari ruangan ini, yaitu dengan sebuah benda yang dapat merubah wujud Ceros menjadi wujud aslinya. Namun, sayang benda tersebut telah di curi ribuan tahun yang lalu. Tanpa benda tersebut, Ngglanggeran, Ngglenggaram, Raib, Seli, dan Ali akan tetap terjebak selamanya di Bor-O-Bdur.

KELEBIHAN

Kelebihn cerita dalam novel ini adalah penulis berhasil menghantarkaan pesannya kepada pembaca, walaupun dalam bentuk yang tersirat. Bahwa kehilangan sesuatu yang sangat berarti, dan hidup dengan keputus asaan yang di pendam selama bertahun tahun dapat menjadi keberuntungan sebagai penyelamat akhir dengan kebaikan yang mereka miliki.

*Quotes yang paling saya sukai*

“Kami tahu sekarang, masih ada orang orang dengan ketulusan bersedia mengorbankan diri demi sahabat. Kalian masih muda, tetapi telah menunjukkan kekuatan besar di dunia paralel. Ketahuilah, bukan tehnik bertarung, bukan menghancurkan gunung gunung kekuatan terbaik dunia paralel, melainkan persahabatan. Selalu berusaha menjadi orang yang baik dan berani. (Ceros & Batozar : 124)

Cerita yang seru, mendebarkan dan tak mudah di tebak. Saya akui Tere Liye pandai menghubungkan dan menyimpulkan satu cerita ke cerita lainnya. Hal hal kecil seperti alat alat yang terlihat sederhana di sekeliling kita pun dapat digunakan dalam setiap petualangan walau mungkin tak masuk akal. Imajinasi saya dapat bermain liar setiap kali membaca buku petualangan Raib, Seli dan Ali yang dimulai dari serial Bumi, Bulan, Matahari, Bintang sampai Komet Minor.

Saya sengaja tidak memberikan kekurangan pada setiap novel diatas karena menurut saya setiap buku karangan Tere Liye sudah di atas SEMPURNA Tere Liye selalu memberikan door press di setiap buku yang beliau tulis dan berhasil membuat karangannya diminati oleh banyak orang dan menurut saya jika novel petualangan seperti ini dijadikan sebuah film sudah tidak di ragukan lagi flm itu tak kalah berkelas dengan serial fantasi semacam Harry Potter dan teman temannya bedanya kalau di Harry potter dua Pria dan satu wanita sedangkan di serial Bumi ini dua wanita dan satu pria.

Terima kasih buat kalian yang sudah  bersedia mengunjungi Blog saya syukran jazilah. 😊😊

Komentar

  1. Balasan
    1. Yang buat mah bang tere lah 😁 saya hanya nge resume saja mengambil bagian bagian tertentu yang sekiranya walau gak banyak yang penting alur ceritanya saling berkaitan 😊

      Hapus
  2. Setiap buku pasti punya kekurangan mbak karangan tereliye gk seperfek itu

    BalasHapus

Posting Komentar